Maafkan Aku Allepo

0
Foto: almasdarnews


MAAFKAN AKU, ALLEPO

Oce Satria


Berserakan gambar dan kabar
dari bumi yang menggeletar
bibirku menggumamnya:
Allepo.
Di gambar gambar itu
tangisku pecah sendiri
Menggamit dinding
tersandar pada mozaik darah
para syuhada, martir, bayi, bocah dan ibunda serta bapak mereka 

Allepo.

Di dinding itu pula
aku merasa nelangsa
sebab tak kuat kedua tanganku
menghapus cipratan darah
yang dipecahkan mesiu dan bom bom entah punya siapa,
sebab tak tertera lampiran surat izin pemiliknya.
Namun, aku haqqul yakin,
Ini mesiu ini bom ini dendam
adalah milik mereka berhati iblis.

Allepo.

Di dinding dinding yang dingin
dan aspal jalanan yang kaku
dan gedung gedung yang bingung
dan rumah rumah yang ditinggal pemiliknya
dan langit yang menghujankan darah berbau sangit,
tak kutemukan penjelasan
kalian sedang mengapa

Allepo.

Lalu di sini,
aku mencari-cari  gemeretak geram pemimpin kami
gerangan apakah yang mulia
ikut berduka
setidak tidaknya isak apatah lagi berdiri di depan mikropon di atas mimbar berlambang kemegahan ksatria, demi mewakili tangis kami, geram kami dan doa doa kami.
Tapi tidak. Tak ada.

Lalu kucari cari kalau kalau ia punya lini masa,
Ah tak juga kusua suaranya meratapi Allepo.

Di sana, di Allepo,
darah masih berceceran,

ibunda yang berlari sambil menyusui bayi, bocah bocah menggengam mainan mereka
sambim berlarian di bawah desing peluru dan dentuman bom. Allepo.
Maafkan aku, saudaraku

Tak mampu kuhapus cipratan darah di dindingmu.......
Pekanbaru 17 Desember 2016

Posting Komentar

0Komentar
Posting Komentar (0)