Baa Lai, Badan Lah Paringgo

0


Cikarau: Oce

Di kampung saya di kaki Marapi sana ada istilah untuk menyebut kondisi badan yang sudah sangat kritis yaitu Paringgo. Biasanya orang yang sering sakit-sakitan maka setelah masa sakitnya lewat, kondisi badannya disebut alah paringgo

Paringgo itu artinya menunjukkan gejala atau tanda-tanda sesuatu akan rusak atau sampai ajalnya. Istilah Paringgo mungkin berasal dari kata“perhinggaan”, bermakna batas. Batas itu adalah batas kemampuan bertahan. Sudah bisa diketahui “sampai di mananya".

Orang yang sudah berkali-kali kecelakaan, sakit atau cedera dia dikatakan alah paringgo. Karena itu disarankan untuk tidak beraktifitas terlalu keras, atau  berbuat macam-macam, apalagi sok jagoan . Belas kasihan selalu mampir untuk orang yang alah paringgo tersebut.

Orang yang alah paringgo memang berada dalam situasi “menderita”. Ia tidak bisa berbuat banyak meski keinginan untuk itu besar sekali. Derita -- yang dalam bahasa Sangskerta berarti menahan atau menanggung -- tentulah mesti diupayakan agar tidak semakin memburuk kalaupun tidak akan semakin membaik. 

Menurut Yusrizal KW, kalau setiap hari laki-bini bertengkar, sering terjadi kekerasan dalam rumah tangga, bisa pula dikatakan kesuami-istrian mereka sedang berparinggo. Di partai, kalau setiap anggotanya suka menggunting dalam lipatan, menohok kawan separtai, sering berebut pengaruh, antar anggota partai saling menjelekkan, seperti menyimpan api dalam sekam, partai ini sudah “baparinggo“. Hubungan seksual suami – istri yang mulai hambar, dingin dan kaku karena faktor usia dan kesehatan bisa juga disebut hubungan seksualnya alah paringgo. Sudah mendekati mati (rasa) “kali yaa.

Tapi Androlog dari Rumah Sakit Fatmawati dr. Nugroho Setiawan, MS, SpAnd mengemukan bahwa, "Banyak orang yang penurunan derajat kesehatannya demikian lambat sehingga tidak merasakan ada gangguan pada hubungan seksual dengan pasangan. Meski usia sudah melewati 50 tahun tidak dirasakan sebagai hambatan, hubungan seks tetap exciting karena tertutupi oleh pengalaman-pengalaman yang menyenangkan,” kata Nugroho seperti dikutip Tabloid Nova. Yang terpenting menurutnya adalah faktor kesehatan fisik dan psikis.

Pada rentang usia manusia, memang terdapat titik di mana ada usia yang disebut sebagai masa kehidupan puncak atau usia optimal dan titik di mana terjadi penurunan kualitas. Kondisi puncak biasanya dijumpai pada usia antara 25 – 40 tahun. Setelahnya, bisa dipastikan kondisi kesehatannya secara berangsur-angsur akan menurun, atau lebih buruk dibanding saat 30 tahun. Biasanya kondisi paringgo sering terjadi di usia setelah 40 tahun. Mengapa? Karena di usia produktiflah sering terjadi cedera.

Hampir bisa disimpulkan bahwa semakin bertambah usia, semakin menurun daya juang. Semangat tak seberkobar di saat usia remaja. Bahkan sampai urusan ranjang pun banyak orang percaya bahwa ketika pria sudah masuk di usia paruh baya atau sebelumnya, mulai merasa terganggu masalah ereksi begitupun wanita terkendala menopause, kehidupan seks akan mulai menurun. (Oce)

Siippp…. Jaga kesehatan! 

Foto: dari sini
Tags

Posting Komentar

0Komentar
Posting Komentar (0)