MAKHRAJ CINTA IBUNDA
Dulu
di hulu,
ibunda menghanyutkan mimpi,
menitip harap pada arus
membiarkan mimpinya
diombang-ambing
dari cadas ke cadas
dilumat pusar air
dari jeram demi jeram,
di hulu,
ibunda menghanyutkan mimpi,
menitip harap pada arus
membiarkan mimpinya
diombang-ambing
dari cadas ke cadas
dilumat pusar air
dari jeram demi jeram,
Dari dulu
dari hulu,
ibunda menaruh doa
melepas cintanya melaju menyibak segara tak berbatas.
dari hulu,
ibunda menaruh doa
melepas cintanya melaju menyibak segara tak berbatas.
Dari dulu,
ibunda tak menagih mimpinya pulang ke hulu.
Ia percaya
Cinta itu (meski setakat ini hilang lena di samudera berantah), akan pulang.
ibunda tak menagih mimpinya pulang ke hulu.
Ia percaya
Cinta itu (meski setakat ini hilang lena di samudera berantah), akan pulang.
Sesekali meluap kabar cerita bahagia Ibunda:
"Ibu sudah khatam berkali-kali, Nak,"
hanya berbekal kacamata berminus entah berapa.
"Ibu sudah khatam berkali-kali, Nak,"
hanya berbekal kacamata berminus entah berapa.
Di tiap makhraj-nya
ibu menitipkan doa dan cinta:
"Ada engkau di halqi
bersama engkau di lisani
mengingat engkau di syafawi
apatah lagi di syaufi
dan menyusun namamu di khaisyum."
ibu menitipkan doa dan cinta:
"Ada engkau di halqi
bersama engkau di lisani
mengingat engkau di syafawi
apatah lagi di syaufi
dan menyusun namamu di khaisyum."
Allahummaghfirlii waliwaalidayya warham humma kamaa rabbayaa nii shaghiiraa

Posting Komentar