Tapi jangan salah persepsi dulu, saya masih menyimpan bergumpal-gumpal semangat untuk meraih kehidupan yang lebih baik.
Kehidupan yang lebih baik? Pasti, hampir semua orang mematok ukuran hidup yang lebih baik dengan hal-hal yang artifisial, simbolis dan kosmetis. Punya mobil, punya rumah dan punya pekerjaan tetap adalah ukurannya. Padahal yang lebih baik tentu saja punya penghasilan yang tidak tetap,tapi menaik. Padahal yang penting bukan punya rumah, tapi punya tempat tinggal. Padahal yang penting bukan punya mobil, tapi punya kesempatan pergi kemanapun dengan kendaraan apapun.
Ada seseorang yang selalu mencikaraui saya soal pekerjaan; “Ka, ente nggak ngelamar ke instansi anu, ‘kan lagi buka lowongan/” Ah, dipikirnya pekerjaan yang saat ini saya jalani adalah pekerjaan taik kucing yang tak berarti apa-apa. Dianggapnya saya saat ini belum punya pekerjaan. Di benak mereka pekerjaan adalah: seragam, slip gaji, rutinitas jam kantor, kertas dan pulpen.
Kalau mau jujur, sebenarnya tak satupun orang yang merasa puas dan nyaman di tempat mereka berada sekarang. Kebanyakan orang mencemburui apa yang ada di luar diri mereka. Mencemburui orang lain. Akhirnya memang yang dibutuhkan sebenarnya adalah kemampuan mensyukuri apa yang diperoleh. Tak lebih.
Ya, kuncinya adalah jangan menilai apapun dengan ukuran yang kita punya. Cara seperti tak pernah menghasilkan kesimpulan yang benar.
Mohon dipersorry kalau saya sok tahu. Saya mau tidur (pdklp 02.03/4 maret 2011)
Saya Tidak Kaget Lagi Tiba-tiba Gelas Pecah di Samping Saya (2)
Sabtu, Maret 05, 2011
0
Tags