Cikarau Hori Son
Sebagai pelayan yang baik, saya yakin bahwa Dia Yang saya layani Yang selalu saya rukuk sujudi, menilai saya bukan dari bagaimana model jenggot saya. Mau funky, nyaris menyentuh lantai atau kelimis sama sekali, saya yakin Beliau nggak bakalan peduli. Atau apakah saya mau pakai T-Shirt, koko, atau batik tambalan, mau pake jeans black, celana bahan, 3/4, atau Arrafiq 80-an style, sekali lagi saya yakin, Beliau nggak bakalan tersinggung. Yang penting tidak keluar dari aturan perusahaan Beliau yang memang melarang untuk mempertontonkan zona-zona tubuh tertentu kepada sembarang orang secara vulgar...
Dan sebagai pengaku pengikut "orang terdekat-Nya", saya juga yakin seyakin-yakinnya bahwa patokan Beliau dalam menentukan jauh-deka, tinggi-rendahnya derajat seseorang di sisi Beliau, tak ada hubungannya dengan koleksi ijazah SD, SMP, atau pernah mengantongi ijazah S2 Al-Azhar Kairo maupun terdaftar sebagai alumni Gontor misalnya. Wong orang terdekat-Nya berikut sahabat-sahabatnya saja tak punya ijazah dan bukan lulusan pesantren manapun...
Makanya saya coba-coba memberanikan diri untuk "mendekat" kpd-Nya, walau mungkin ada orang-orang yang coba mencegat, saya sudah tak hiraukan lagi...
Sebab saya yakin sekali dengan salah satu titahnya yang telah sangat akrab di telinga kita itu, "Inna akramakum 'indallaahi atqokum". Dan salah satu wujud taqwa itu menurut pemahaman dangkal saya adalah 'kesetaraan hati' dalam memotret manusia, bahwa semua orang, baik alim, kafir, bodoh, pandai, tua, muda, presiden, maupun pemulung, semuanya menyimpan 'tiupan Ruh Ilahi' yang layak mendapatkan perlakuan yang sama dari-Nya, baik petunjuk maupun rezeki... Karena memang mereka semua Dia-lah Pemilik-Nya..
Yuk mari.. Marilah kemari.. Jangan hiraukan mereka.. Walau mereka walau walau walau.. (Hm.. Tampaknya telah berkolaborasi Koes Plus & Godbless)..
Mendekat dan mendekatlah.. Sebelum semua pintu terkunci rapat....
Sumber Catatan Hori Son