Hormon Seks Pria Bisa Menurun Setelah Punya Anak

2 minute read
0
Jakarta - Banyak faktor yang menyebabkan tingkat hormon seks atau testosteron pada pria menurun. Sebuah penelitian baru-baru ini mengungkapkan bahwa tingkat testosteron pria bisa turun ketika ia sudah menjadi seorang ayah.

Para peneliti di Northwestern University menemukan, tak seperti hewan mamalia lainnya, kondisi biologis pada manusia erat kaitannya dengan peran mereka sebagai orangtua. Saat menjadi ayah, tingkat hormon seks pada pria dilaporkan menurun meskipun perbedaannya tidak terlalu signifikan.



"Secara naluriah, pria adalah pemburu dan pencari nafkah sedangkan wanita lebih berperan merawat anak. Saya rasa, studi kami ini jelas menunjukkan bahwa pria juga terpengaruh dengan peran mereka sebagai ayah," jelas Christopher W. Kuzawa, PhD, antropolog di Northwestern University dan penulis penelitian, seperti dilansir WebMD.

Hasil tersebut didapatkan setelah para peneliti menganalisa perkembangan data dari 500 pria muda Filipina selama hampir lima tahun. Studi ini bertujuan mengetahui tingkat kesehatan dan nutrisi, dengan mengukur tingkat testosteron mereka di awal dan setelah studi berakhir.

Saat tahun pertama penelitian, para responden merupakan pria single dan tidak memiliki anak. Namun seiring penelitian berjalan, sepertiga dari mereka menikah dan menjadi ayah untuk pertama kalinya.

Dari hasil analisa, diketahui bahwa saat mereka masih single di awal penelitian, tingkat testosteron mereka cenderung tinggi. Tapi setelah menikah dan punya anak, kadar testosteron mereka lebih rendah. Pria yang telah menikah dan belum punya anak juga menurun testosteronnya, namun tidak sebesar penurunan pada pria yang sudah menjadi orangtua.

Di antara para ayah dalam penelitian tersebut, ditemukan bahwa pria yang terlibat banyak dalam mengurus anak, punya tingkat testosteron lebih rendah dibandingkan ayah yang jarang mengurus anaknya. Para peneliti pun akhirnya menyimpulkan, testosteron memang merupakan hormon yang membantu pria mencari pasangan hidup dan memiliki keturunan. Tapi tingkat testosteron yang tinggi tidak mereka perlukan saat mengurus anak.

"Naluri kebapakan dan keinginan untuk punya bayi membutuhkan banyak faktor, seperti kematangan emosional, psikologis, penyesuain fisik, dan studi kami mengindikasikan bahwa kondisi biologis pria bisa berubah untuk membantu mewujudkan keinginan itu," tambah Lee T. Fettler, antropologis sekaligus ketua penelitian.
Dikutip dari wolipop.com
(hst/hst)
Tags

Posting Komentar

0Komentar
Posting Komentar (0)