/Oce Satria
Ketika kulihat engkau bersisian dengan rinai,
seharusnya aku memayungimu dengan empati,
sebab engkau tak layak dilarut basah
Tapi tidak.
Aku menikmati engkau berbasah-basah
Aku tak mencemaskan pupur bedakmu luntur,
sebab engkau memang tak pernah membubuhkannya,
sebab pipimu adalah porselen yang memancarkan kilau yang tak terbeli
Aku tak merisaukan gigil
yang bakal kau tanggungkan,
sebab engkau adalah kehangatan yang purna,
di mana aku selalu ingin menyelinap di sela-sela hangat yang mengaroma, di sekujur kedirianmu.
Ketika kulihat engkau dirundung mendung,
seharusnya aku melilitkan cinta di seluruh ruang privatmu,
sebab engkau tak layak dirundung kebencian
Tapi tidak.
Engkau sedang mengajarkan aku tentang cinta:
merangkul mereka yang papa kasih sayang istana
Engkau adalah jiwa yang selalu menghidupkan api kehangatan kemanusiaan.
Aku sudah di ambang sore
Sementara engkau tak peduli.
*Pku2020
[foto:melatioctavia.com]